DEFINISI BENCANA ALAM
Bencana alam adalah
konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu peristiwa fisik, seperti
letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan aktivitas manusia. Karena ketidakberdayaan manusia,
akibat kurang baiknya manajemen keadaan darurat, sehingga menyebabkan kerugian
dalam bidang keuangan dan struktural, bahkan sampai kematian.
Bencana alam juga dapat
diartikan sebagai bencana yang diakibatkan oleh gejala alam. Sebenarnya gejala
alam merupakan gejala yang sangat alamiah dan biasa terjadi pada bumi. Namun,
hanya ketika gejala alam tersebut melanda manusia (nyawa) dan segala produk
budidayanya (kepemilikan, harta dan benda), kita baru dapat menyebutnya sebagai
bencana.
Kerugian yang dihasilkan
tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau menghindari bencana dan daya
tahan mereka. Pemahaman ini berhubungan dengan pernyataan: "bencana muncul
bila ancaman bahaya bertemu dengan ketidakberdayaan". Dengan demikian,
aktivitas alam yang berbahaya tidak akan menjadi bencana alam di daerah tanpa
ketidakberdayaan manusia, misalnya gempa bumi di wilayah tak berpenghuni.
Konsekuensinya, pemakaian istilah "alam" juga ditentang karena
peristiwa tersebut bukan hanya bahaya atau malapetaka tanpa keterlibatan
manusia. Besarnya potensi kerugian juga tergantung pada bentuk bahayanya
sendiri, mulai dari kebakaran, yang mengancam bangunan individual, sampai
peristiwa tubrukan meteor besar yang berpotensi mengakhiri peradaban umat
manusia.
Namun demikian pada daerah
yang memiliki tingkat bahaya tinggi (hazard) serta memiliki
kerentanan/kerawanan(vulnerability) yang juga tinggi tidak akan memberi
dampak yang hebat/luas jika manusia yang berada disana memiliki ketahanan
terhadap bencana (disaster resilience). Konsep ketahanan bencana merupakan
valuasi kemampuan
1
sistem dan
infrastruktur-infrastruktur untuk mendeteksi, mencegah & menangani
tantangan-tantangan serius yang hadir. Dengan demikian meskipun daerah tersebut
rawan bencana dengan jumlah penduduk yang besar jika diimbangi dengan
ketetahanan terhadap bencana yang cukup.
Jenis bencana alam
Bencana alam dapat
dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu bencana alam yang bersifat meteorologis, bencana alam yang
bersifat geologis, wabah dan bencana ruang
angkasa.
· Bencana alam meteorologi
Bencana
alam meteorologi atau hidrometeorologi berhubungan dengan iklim. Bencana ini
umumnya tidak terjadi pada suatu tempat yang khusus, walaupun ada daerah-daerah
yang menderita banjir musiman, kekeringan atau badai
tropis
(siklon, hurikan, taifun) dikenal terjadi
pada daerah-daerah tertentu. Bencana alam bersifat meteorologis seperti banjir
dan kekeringan merupakan bencana alam yang paling banyak terjadi di seluruh
dunia. Beberapa di antaranya hanya terjadi suatu wilayah dengan iklim tertentu.
Misalnya hurikan terjadi hanya di Karibia, Amerika
Tengah
dan Amerika Selatan bagian utara. Kekhawatiran terbesar pada
abad moderen adalah bencana yang disebabkan oleh pemanasan
global.
·
Bencana alam geologi
Bencana alam geologi adalah bencana alam yang terjadi di
permukaan bumi seperti gempa bumi, tsunami, tanah
longsor
dan gunung meletus. Gempa bumi dan gunung meletus terjadi di
hanya sepanjang jalur-jalur pertemuan lempeng
tektonik
di darat atau lantai samudera. Contoh bencana alam geologi yang paling umum
adalah gempa bumi, tsunami dan gunung
meletus.Gempa
bumi terjadi karena gerakan lempeng tektonik. Gempa bumi pada lantai samudera
dapat memicu gelombang tsunami ke pesisir-pesisir
2
yang
jauh. Gelombang yang disebabkan oleh peristiwa seismik memuncak pada ketinggian
kurang dari 1 meter di laut lepas namun bergerak dengan kecepatan ratusan
kilometer per jam. Jadi saat mencapai perairan dangkal, tinggi gelombang dapat
melampaui 10 meter. Gunung meletus diawali oleh suatu periode aktivitas
vulkanis seperti hujan abu, semburan gas beracun, banjir lahar dan muntahan batu-batuan. Aliran lahar dapat
berupa banjir lumpur atau kombinasi lumpur dan debu yang disebabkan
mencairnya salju di puncak gunung,
atau dapat disebabkan hujan lebat dan akumulasi material yang tidak stabil.
· Wabah
Wabah
atau epidemi adalah penyakit
menular
yang menyebar melalui populasi manusia di dalam ruang lingkup yang besar,
misalnya antar negara atau seluruh dunia. Contoh wabah terburuk yang memakan
korban jiwa jumlah besar adalah pandemi flu, cacar dan tuberkulosis.
· Bencana alam dari ruang angkasa
Bencana
dari ruang angkasa adalah datangnya berbagai benda langit seperti asteroid atau gangguan badai
matahari.
Meskipun dampak langsung asteroid yang berukuran kecil tidak berpengaruh besar,
asteroid kecil tersebut berjumlah sangat banyak sehingga berkemungkinan besar
untuk menabrak bumi. Bencana ruang angkasa
seperti asteroid dapat menjadi ancaman bagi negara-negara dengan penduduk yang banyak seperti
Cina, India, Amerika
Serikat,
Jepang, dan Asia
Tenggara.
3
Dampak bencana alam
Bencana alam dapat mengakibatkan dampak yang merusak pada bidang ekonomi, sosial dan lingkungan. Kerusakan infrastruktur dapat mengganggu aktivitas sosial, dampak dalam bidang sosial mencakup kematian, luka-luka, sakit, hilangnya tempat tinggal dan kekacauan komunitas, sementara kerusakan lingkungan dapat mencakup hancurnya hutan yang melindungi daratan. Salah satu bencana alam yang paling menimbulkan dampak paling besar, misalnya gempa bumi, selama 5 abad terakhir, telah menyebabkan lebih dari 5 juta orang tewas, 20 kali lebih banyak daripada korban gunung meletus. Dalam hitungan detik dan menit, jumlah besar luka-luka yang sebagian besar tidak menyebabkan kematian, membutuhkan pertolongan medis segera dari fasilitas kesehatan yang seringkali tidak siap, rusak, runtuh karena gempa. Bencana seperti tanah longsor pun dapat memakan korban yang signifikan pada komunitas manusia karena mencakup suatu wilayah tanpa ada peringatan terlebih dahulu dan dapat dipicu oleh bencana alam lain terutama gempa bumi, letusan gunung berapi, hujan lebat atau topan.
Manusia
dianggap tidak berdaya pada bencana alam, bahkan sejak awal peradabannya.
Ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya manajemen darurat menyebabkan
kerugian dalam bidang keuangan, struktural dan korban jiwa.
Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan manusia untuk mencegah dan
menghindari bencana serta daya tahannya. Menurut Bankoff (2003): "bencana
muncul bila bertemu dengan ketidakberdayaan". Artinya adalah aktivitas
alam yang berbahaya dapat berubah menjadi bencana alam apabila manusia tidak
memiliki daya tahan yang kuat
4
Contoh Bencana Alam Di
Sekitar Kita
1. Banjir
Banjir adalah bencana akibat curah hujan yang
tinggi dengan tidak diimbangi dengan saluran pembuangan air yang memadai
sehingga merendam wilayah-wilayah yang tidak dikehendaki oleh orang-orang yang
ada di sana. Banjir bisa juga terjadi karena jebolnya sistem aliran air yang
ada sehingga daerah yang rendah terkena dampak kiriman banjir.
Jenis – Jenis Banjir
Banjir merugikan banyak pihak Berdasarkan sumber
air yang menjadi penampung di bumi, jenis banjir dibedakan
menjadi tiga, yaitu banjir
sungai, banjir
danau,
dan banjir
laut pasang.
a. Banjir Sungai
b. Banjir Danau
c. Banjir Laut pasang
Penyebab Terjadinya
Banjir
Secara umum, penyebab terjadinya banjir adalah
sebagai berikut :
Dampak Dari Banjir
Banjir dapat menimbulkan
kerusakan lingkungan hidup berupa:
e) Timbulnya
penyakit-penyakit
5
Cara Mengantisipasi
Banjir
Untuk mengantisipasi bencana banjir banyak hal yang harus
dilakukan, diantaranya adalah :
a) membersihkan saluran air dari sampah
yang dapat menyumbat aliran air sehingga menyebabkan terjadinya banjir.
b) mengeruk sungai-sungai dari
endapan-endapan untuk menambah daya tampung air.
c) membangun rute-rute drainase
alternatif (kanal-kanal sungai baru, sistem-sistem pipa) sehingga dapat
mencegah beban yang berlebihan terhadap sungai.
d) tidak mendirikan bangunan pada wilayah (area) yang menjadi
daerah lokasi penyerapan air.
e) tidak menebangi pohon-pohon di
hutan, karena hutan yang gundul akan sulit menyerap air, sehingga jika terjadi
hujan lebat secara terus menerus air tidak dapat diserap secara langsung oleh
tanah bahkan akan menggerus tanah, hal ini pula dapat menyebabkan tanah
longsor.
f) membuat tembok-tembok penahan dan
tanggul-tanggul di sepanjang sungai, tembok-tembok laut di sepanjang
pantai-pantai dapat menjaga tingkat ketinggian air agar tidak masuk ke dalam
daratan.
2. Kebakaran Hutan
Kebakaran hutan adalah kebakaran yang
diakibatkan oleh faktor alam seperti akibat sambaran petir, kekeringan yang
berkepanjangan, leleran lahar, dan lain sebagainya. Kebakaran hutan menyebabkan
dampak yang luas akibat asap kebakaran yang menyebar ke banyak daerah di
sekitarnya. Hutan yang terbakar juga bisa sampai ke pemukiman warga sehingga
bisa membakar habis bangunan-bangunan yang ada.
Penyebab Kebakaran liar, antara lain:
b) Kecerobohan manusia antara lain membuang puntung rokok secara sembarangan
dan lupa mematikan api di perkemahan.
c) Aktivitas vulkanis
seperti terkena aliran lahar atau awan panas dari letusan gunung berapi.
d) Tindakan yang disengaja
seperti untuk membersihkan lahan pertanian atau membuka lahan pertanian baru
dan tindakan vandalisme.
e) Kebakaran di bawah tanah/ground fire pada daerah tanah
gambut yang dapat menyulut kebakaran di atas tanah pada saat musim kemarau.
6
Cara Mengantisipasi
Kebakaran Hutan :
Pencegahan
kebakaran hutan pada tingkat unit pengelolaan hutan konservasi, kesatuan
pengelolaan hutan produksi, kesatuan pengelolaan hutan lindung meliputi
kegiatan:
a) Inventarisasi lokasi rawan kebakaran
hutan;
b) Inventarisasi faktor penyebab
kebakaran;
c) Penyiapan regu pemadam
kebakaran;
d) Pembuatan prosedur tetap;
e) Pengadaan sarana dan prasarana;
dan
f) Pembuatan sekat bakar.
3. Gempa Bumi
Gempa bumi adalah goncangan yang mengguncang
suatu daerah mulai dari yang tingkat rendah sampai tingkat tinggi yang
membahayakan. Gempa dengan skala tinggi dapat membuat luluhlantak apa-apa yang
ada di permukaan bumi. Rumah, gedung, menara, jalan, jembatan, taman, landmark,
dan lain sebagainya bisa hancur rata dengan tanah jika terkena gempa bumi yang
besar.
Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan
energi yang dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang
bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada
keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran
lempengan. Pada saat itulah gempa bumi akǍan terjadi.
Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan
lempengan tersebut. Gempa bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan
lempengan kompresional dan translasional. Gempa
bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan
litosfer yang
terjepit kedalam mengalami transisi
fase pada kedalaman
lebih dari 600 km.
Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena
pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi
gejala akan terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa gempa bumi (jarang
namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air yang sangat besar di
balik dam, seperti Dam
Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang
juga) juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam
bumi (contoh. pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi dan di Rocky
Mountain Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak.
Hal ini dapat membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa bumi yang
disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas
terinduksi
7
Mengantisipasi Gempa Bumi
Antisipasi yang harus dilakukan bagi masyarakat luas adalah
apa dan bagaimana cara menghadapi kejadian gempa, pada saat dan sesudah gempa
terjadi. Beberapa saran dalam menghadapi kejadian gempa adalah sebagai berikut:
Sebelum
terjadi gempa
a)
Mengetahui secara teliti jalan-jalan
keluar masuk dalam keadaan darurat di mana pun kita berada. Ingat gempa
dapat terjadi sewaktu-waktu.
b)
Meletakkan barang-barang yang berat
di tempat yang stabil dan tidak tergantung.
c)
Matikan segera lampu, kompor minyak
atau gas serta listrik agar terhindar dari bahaya kebakaran.
Saat
terjadi gempa
Jika berada di dalam ruangan: diamlah sejenak, jangan panik
dan segeralah keluar dari bangunan. Secepatnya mencari perlindungan di bawah
meja atau di dekat pintu. Jauhi tempat-tempat yang mungkin mengakibatkan luka
seperti kaca, pipa gas atau benda-benda tergantung yang mungkin akan jatuh
menimpa.
Jika berada di luar rumah: tinggallah atau carilah tempat
yang bebas dari bangunan-bangunan, pohon atau dinding. Jangan memasuki bangunan
meskipun getaran gempa sudah berhenti karena tidak mustahil runtuhan bangunan
masih dapat terjadi.
Jika berada di tengah keramaian: janganlah turut
berdesak-desakan mencari jalan keluar, meskipun orang-orang yang panik
mempunyai keinginan yang sama. Carilah tempat yang tidak akan kejatuhan
runtuhan.
Jika berada dalam bangunan tinggi: secepatnya mencari
perlindungan di bawah meja dan jauhilah jendela atau dinding luar bangunan.
Tetaplah berada di lantai di mana kamu berada ketika gempa terjadi, dan jangan
gunakan elevator atau lift yang ada.
Jika sedang mengendarai kendaraan: hentikan kendaraan kamu
dan tetaplah berada di dalam mobil dan pinggirkanlah mobil kamu. Jangan
berhenti di atas jembatan, atau di bawah jalan layang. Jika gempa sudah
berhenti, janganlah langsung melintasi jalan layang atau jembatan yang
membentang, sebelum dipastikan kondisinya aman.
Setelah
terjadi gempa
a) Tetap menggunakan alas kaki untuk
menghindari pecahan-pecahan kaca atau bahan-bahan yang merusak kaki.
b) Periksalah apakah kamu mendapat luka
yang memerlukan perawatan segera.
8
c) Periksalah aliran/pipa gas yang ada
apakah terjadi kebocoran. Jika tercium bau gas usahakan segera menutup
sumbernya dan jangan sekali-kali menyalakan api dan merokok.
d) Periksalah kerusakan yang mungkin terjadi pada bangunan
kamu.
e) Dengarkan informasi melalui
televisi, radio, telepon yang biasanya disiarkan oleh pemerintah, bila hal ini
memungkinkan.
Bersiaplah menghadapi kemungkinan terjadinya gempa-gempa
susulan. Dan berdoa agar terhindar dari bencana yang lebih parah.
4. Tsunami
Tsunami adalah ombak yang sangat besar yang
menyapu daratan akibat adanya gempa bumi di laut, tumbukan benda besar/cepat di
laut, angin ribut, dan lain sebagainya. Sunami sangat berbahaya karena bisa
menyapu bersih pemukiman warga dan menyeret segala isinya ke laut lepas yang
dalam. Tsunami yang besar bisa membunuh banyak manusia dan makhluk hidup yang
terkena dampak tsunami.
Penyebab terjadinya
tsunami
Skema terjadinya tsunami
Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang
menyebabkan perpindahan sejumlah besar air, seperti letusan gunung api, gempa bumi,longsor maupun meteor yang jatuh ke
bumi.
Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi
bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung
meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung Krakatau.
Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun
secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang berada di
atasnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika
sampai di pantai menjadi gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.
Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada
kedalaman laut di mana gelombang terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai
ratusan kilometer per jam. Bila tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan
menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat merusak daerah pantai yang
dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang tsunami hanya beberapa cm hingga
beberapa meter, namun saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bias
9
mencapai puluhan meter karena terjadi penumpukan masa air. Saat
mencapai pantai tsunami akan merayap masuk daratan jauh dari garis pantai
dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter bahkan bisa beberapa kilometer.
Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan
bumi atau sesar. Gempa bumi juga banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke bawah
lempeng benua.
Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta
runtuhan gunung api juga dapat mengakibatkan gangguan air laut yang dapat
menghasilkan tsunami. Gempa yang menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi.
Akibatnya, dasar laut naik-turun secara tiba-tiba sehingga keseimbangan air
laut yang berada di atasnya terganggu. Demikian pula halnya dengan benda kosmis
atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup
besar, dapat terjadi megatsunami yang tingginya mencapai ratusan meter.
Gempa yang menyebabkan tsunami :
a)
Gempa bumi yang berpusat
di tengah laut dan dangkal (0 - 30 km)
b)
Gempa bumi dengan
kekuatan sekurang-kurangnya 6,5 Skala Richter
c)
Gempa bumi dengan pola
sesar naik atau sesar turun
Cara Mengantisipasi Tsunami :
Beberapa langkah dalam antisipasi dari bencana tsunami:
a) Jika kamu sedang berada di pinggir
laut atau dekat sungai, segera berlari sekuat-kuatnya ke tempat yang lebih
tinggi. Jika memungkinkan, berlarilah menuju bukit yang terdekat.
b) Jika situasi memungkinkan, pergilah
ke tempat evakuasi yang sudah ditentukan.
c) Jika situasi tidak memungkinkan
untuk melakukan tindakan No.2, carilah bangunan bertingkat yang bertulang baja
(ferroconcrete building), gunakan tangga darurat untuk sampai ke lantai yang
paling atas (sedikitnya sampai ke lantai 3).
d) Jika situasi memungkinkan, pakai jaket hujan dan pastikan
tangan kamu bebas dan tidak membawa apa-apa.
5. Gunung Meletus
Gunung meletus adalah gunung yang memuntahkan
materi-materi dari dalam bumi seperti debu, awan panas, asap, kerikil,
batu-batuan, lahar panas, lahar dingin, magma, dan lain sebagainya. Gunung
meletus biasanya bisa diprediksi waktunya sehinggi korban jiwa dan harta benda
bisa diminimalisir.
Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam
lapisan bumi dengan suhu yang
11
sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari
1.000 °C. Cairan magma yang keluar dari dalam bumi disebut lava. Suhu lava yang
dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 °C. Letusan gunung berapi yang membawa
batu dan abu dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan
lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km.
Tidak semua gunung berapi sering meletus. Gunung berapi yang sering
meletus disebut gunung berapi aktif.
Berbagai Tipe Gunung Berapi
a)
Gunung berapi kerucut
atau gunung berapi strato (strato vulcano)
b)
Gunung berapi perisai
(shield volcano)
c)
Gunung berapi maar
Ciri-ciri gunung berapi akan meletus
Gunung berapi yang akan meletus dapat diketahui
melalui beberapa tanda, antara lain :
a)
Suhu di sekitar gunung
naik.
b)
Mata air menjadi kering
c)
Sering mengeluarkan
suara gemuruh, kadang disertai getaran (gempa)
d)
Tumbuhan di sekitar
gunung layu
e)
Binatang di sekitar
gunung bermigrasi
Mengantisipasi Tsunami
Beberapa langkah dalam antisipasi dari bencana tsunami:
a) Jika kamu sedang berada di pinggir
laut atau dekat sungai, segera berlari sekuat-kuatnya ke tempat yang lebih
tinggi. Jika memungkinkan, berlarilah menuju bukit yang terdekat.
b) Jika situasi memungkinkan, pergilah
ke tempat evakuasi yang sudah ditentukan.
c) Jika situasi tidak memungkinkan
untuk melakukan tindakan No.2, carilah bangunan bertingkat yang bertulang baja
(ferroconcrete building), gunakan tangga darurat untuk sampai ke lantai yang
paling atas (sedikitnya sampai ke lantai 3).
d) Jika situasi memungkinkan, pakai jaket hujan dan pastikan
tangan kamu bebas dan tidak membawa apa-apa.
6. Tanah Longsor
Tanah longsor adalah tanah yang turun atau jatuh dari tempat
yang tinggi ke tempat yang lebih rendah. Masalahnya jika ada orang atau
pemukiman di atas tanah yang longsor
12
atau
di bawah tanah yang jatuh maka sangat berbahaya. Tidak hanya tanah saja yang
longsor karena batu, pohon, pasir, dan lain sebagainya bisa ikut longsor
menghancurkan apa saja yang ada di bawahnya.
Longsor atau sering
disebut gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi karena pergerakan asa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis
seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. Secara umum kejadian
longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong dan faktor pemicu.
Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi material sendiri,
sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya material
tersebut. Meskipun penyebab utama kejadian ini adalah gravitasi yang mempengaruhi suatu lereng yang curam, namun ada pula
faktor-faktor lainnya yang turut berpengaruh :
Erosi yang disebabkan sungai
- sungai atau
gelombang laut yang menciptakan lereng-lereng yang terlalu curam
lereng dari bebatuan dan tanah diperlemah melalui saturasi yang diakibatkan hujan lebat gempa bumi menyebabkan tekanan yang mengakibatkan
longsornya lereng-lereng yang lemah gunung berapi menciptakan simpanan debu yang lengang,
hujan lebat dan aliran debu-debu getaran dari mesin, lalu lintas, penggunaan bahan-bahan peledak, dan
bahkan petir berat yang terlalu berlebihan, misalnya dari berkumpulnya hujan
atau salju;
DEFINISI BENCANA ALAM
Bencana alam adalah
konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu peristiwa fisik, seperti
letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan aktivitas manusia. Karena ketidakberdayaan manusia,
akibat kurang baiknya manajemen keadaan darurat, sehingga menyebabkan kerugian
dalam bidang keuangan dan struktural, bahkan sampai kematian.
Bencana alam juga dapat
diartikan sebagai bencana yang diakibatkan oleh gejala alam. Sebenarnya gejala
alam merupakan gejala yang sangat alamiah dan biasa terjadi pada bumi. Namun,
hanya ketika gejala alam tersebut melanda manusia (nyawa) dan segala produk
budidayanya (kepemilikan, harta dan benda), kita baru dapat menyebutnya sebagai
bencana.
Kerugian yang dihasilkan
tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau menghindari bencana dan daya
tahan mereka. Pemahaman ini berhubungan dengan pernyataan: "bencana muncul
bila ancaman bahaya bertemu dengan ketidakberdayaan". Dengan demikian,
aktivitas alam yang berbahaya tidak akan menjadi bencana alam di daerah tanpa
ketidakberdayaan manusia, misalnya gempa bumi di wilayah tak berpenghuni.
Konsekuensinya, pemakaian istilah "alam" juga ditentang karena
peristiwa tersebut bukan hanya bahaya atau malapetaka tanpa keterlibatan
manusia. Besarnya potensi kerugian juga tergantung pada bentuk bahayanya
sendiri, mulai dari kebakaran, yang mengancam bangunan individual, sampai
peristiwa tubrukan meteor besar yang berpotensi mengakhiri peradaban umat
manusia.
Namun demikian pada daerah
yang memiliki tingkat bahaya tinggi (hazard) serta memiliki
kerentanan/kerawanan(vulnerability) yang juga tinggi tidak akan memberi
dampak yang hebat/luas jika manusia yang berada disana memiliki ketahanan
terhadap bencana (disaster resilience). Konsep ketahanan bencana merupakan
valuasi kemampuan
sistem dan
infrastruktur-infrastruktur untuk mendeteksi, mencegah & menangani
tantangan-tantangan serius yang hadir. Dengan demikian meskipun daerah tersebut
rawan bencana dengan jumlah penduduk yang besar jika diimbangi dengan
ketetahanan terhadap bencana yang cukup.
Jenis bencana alam
Bencana alam dapat
dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu bencana alam yang bersifat meteorologis, bencana alam yang
bersifat geologis, wabah dan bencana ruang
angkasa.
· Bencana alam meteorologi
Bencana
alam meteorologi atau hidrometeorologi berhubungan dengan iklim. Bencana ini
umumnya tidak terjadi pada suatu tempat yang khusus, walaupun ada daerah-daerah
yang menderita banjir musiman, kekeringan atau badai
tropis
(siklon, hurikan, taifun) dikenal terjadi
pada daerah-daerah tertentu. Bencana alam bersifat meteorologis seperti banjir
dan kekeringan merupakan bencana alam yang paling banyak terjadi di seluruh
dunia. Beberapa di antaranya hanya terjadi suatu wilayah dengan iklim tertentu.
Misalnya hurikan terjadi hanya di Karibia, Amerika
Tengah
dan Amerika Selatan bagian utara. Kekhawatiran terbesar pada
abad moderen adalah bencana yang disebabkan oleh pemanasan
global.
·
Bencana alam geologi
Bencana alam geologi adalah bencana alam yang terjadi di
permukaan bumi seperti gempa bumi, tsunami, tanah
longsor
dan gunung meletus. Gempa bumi dan gunung meletus terjadi di
hanya sepanjang jalur-jalur pertemuan lempeng
tektonik
di darat atau lantai samudera. Contoh bencana alam geologi yang paling umum
adalah gempa bumi, tsunami dan gunung
meletus.Gempa
bumi terjadi karena gerakan lempeng tektonik. Gempa bumi pada lantai samudera
dapat memicu gelombang tsunami ke pesisir-pesisir
yang
jauh. Gelombang yang disebabkan oleh peristiwa seismik memuncak pada ketinggian
kurang dari 1 meter di laut lepas namun bergerak dengan kecepatan ratusan
kilometer per jam. Jadi saat mencapai perairan dangkal, tinggi gelombang dapat
melampaui 10 meter. Gunung meletus diawali oleh suatu periode aktivitas
vulkanis seperti hujan abu, semburan gas beracun, banjir lahar dan muntahan batu-batuan. Aliran lahar dapat
berupa banjir lumpur atau kombinasi lumpur dan debu yang disebabkan
mencairnya salju di puncak gunung,
atau dapat disebabkan hujan lebat dan akumulasi material yang tidak stabil.
· Wabah
Wabah
atau epidemi adalah penyakit
menular
yang menyebar melalui populasi manusia di dalam ruang lingkup yang besar,
misalnya antar negara atau seluruh dunia. Contoh wabah terburuk yang memakan
korban jiwa jumlah besar adalah pandemi flu, cacar dan tuberkulosis.
· Bencana alam dari ruang angkasa
Bencana
dari ruang angkasa adalah datangnya berbagai benda langit seperti asteroid atau gangguan badai
matahari.
Meskipun dampak langsung asteroid yang berukuran kecil tidak berpengaruh besar,
asteroid kecil tersebut berjumlah sangat banyak sehingga berkemungkinan besar
untuk menabrak bumi. Bencana ruang angkasa
seperti asteroid dapat menjadi ancaman bagi negara-negara dengan penduduk yang banyak seperti
Cina, India, Amerika
Serikat,
Jepang, dan Asia
Tenggara.
Dampak bencana alam
Bencana alam dapat mengakibatkan dampak yang merusak pada bidang ekonomi, sosial dan lingkungan. Kerusakan infrastruktur dapat mengganggu aktivitas sosial, dampak dalam bidang sosial mencakup kematian, luka-luka, sakit, hilangnya tempat tinggal dan kekacauan komunitas, sementara kerusakan lingkungan dapat mencakup hancurnya hutan yang melindungi daratan. Salah satu bencana alam yang paling menimbulkan dampak paling besar, misalnya gempa bumi, selama 5 abad terakhir, telah menyebabkan lebih dari 5 juta orang tewas, 20 kali lebih banyak daripada korban gunung meletus. Dalam hitungan detik dan menit, jumlah besar luka-luka yang sebagian besar tidak menyebabkan kematian, membutuhkan pertolongan medis segera dari fasilitas kesehatan yang seringkali tidak siap, rusak, runtuh karena gempa. Bencana seperti tanah longsor pun dapat memakan korban yang signifikan pada komunitas manusia karena mencakup suatu wilayah tanpa ada peringatan terlebih dahulu dan dapat dipicu oleh bencana alam lain terutama gempa bumi, letusan gunung berapi, hujan lebat atau topan.
Manusia
dianggap tidak berdaya pada bencana alam, bahkan sejak awal peradabannya.
Ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya manajemen darurat menyebabkan
kerugian dalam bidang keuangan, struktural dan korban jiwa.
Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan manusia untuk mencegah dan
menghindari bencana serta daya tahannya. Menurut Bankoff (2003): "bencana
muncul bila bertemu dengan ketidakberdayaan". Artinya adalah aktivitas
alam yang berbahaya dapat berubah menjadi bencana alam apabila manusia tidak
memiliki daya tahan yang kuat
Contoh Bencana Alam Di
Sekitar Kita
1. Banjir
Banjir adalah bencana akibat curah hujan yang
tinggi dengan tidak diimbangi dengan saluran pembuangan air yang memadai
sehingga merendam wilayah-wilayah yang tidak dikehendaki oleh orang-orang yang
ada di sana. Banjir bisa juga terjadi karena jebolnya sistem aliran air yang
ada sehingga daerah yang rendah terkena dampak kiriman banjir.
Jenis – Jenis Banjir
Banjir merugikan banyak pihak Berdasarkan sumber
air yang menjadi penampung di bumi, jenis banjir dibedakan
menjadi tiga, yaitu banjir
sungai, banjir
danau,
dan banjir
laut pasang.
a. Banjir Sungai
b. Banjir Danau
c. Banjir Laut pasang
Penyebab Terjadinya
Banjir
Secara umum, penyebab terjadinya banjir adalah
sebagai berikut :
Dampak Dari Banjir
Banjir dapat menimbulkan
kerusakan lingkungan hidup berupa:
e) Timbulnya
penyakit-penyakit
Cara Mengantisipasi
Banjir
Untuk mengantisipasi bencana banjir banyak hal yang harus
dilakukan, diantaranya adalah :
a) membersihkan saluran air dari sampah
yang dapat menyumbat aliran air sehingga menyebabkan terjadinya banjir.
b) mengeruk sungai-sungai dari
endapan-endapan untuk menambah daya tampung air.
c) membangun rute-rute drainase
alternatif (kanal-kanal sungai baru, sistem-sistem pipa) sehingga dapat
mencegah beban yang berlebihan terhadap sungai.
d) tidak mendirikan bangunan pada wilayah (area) yang menjadi
daerah lokasi penyerapan air.
e) tidak menebangi pohon-pohon di
hutan, karena hutan yang gundul akan sulit menyerap air, sehingga jika terjadi
hujan lebat secara terus menerus air tidak dapat diserap secara langsung oleh
tanah bahkan akan menggerus tanah, hal ini pula dapat menyebabkan tanah
longsor.
f) membuat tembok-tembok penahan dan
tanggul-tanggul di sepanjang sungai, tembok-tembok laut di sepanjang
pantai-pantai dapat menjaga tingkat ketinggian air agar tidak masuk ke dalam
daratan.
2. Kebakaran Hutan
Kebakaran hutan adalah kebakaran yang
diakibatkan oleh faktor alam seperti akibat sambaran petir, kekeringan yang
berkepanjangan, leleran lahar, dan lain sebagainya. Kebakaran hutan menyebabkan
dampak yang luas akibat asap kebakaran yang menyebar ke banyak daerah di
sekitarnya. Hutan yang terbakar juga bisa sampai ke pemukiman warga sehingga
bisa membakar habis bangunan-bangunan yang ada.
Penyebab Kebakaran liar, antara lain:
b) Kecerobohan manusia antara lain membuang puntung rokok secara sembarangan
dan lupa mematikan api di perkemahan.
c) Aktivitas vulkanis
seperti terkena aliran lahar atau awan panas dari letusan gunung berapi.
d) Tindakan yang disengaja
seperti untuk membersihkan lahan pertanian atau membuka lahan pertanian baru
dan tindakan vandalisme.
e) Kebakaran di bawah tanah/ground fire pada daerah tanah
gambut yang dapat menyulut kebakaran di atas tanah pada saat musim kemarau.
Cara Mengantisipasi
Kebakaran Hutan :
Pencegahan
kebakaran hutan pada tingkat unit pengelolaan hutan konservasi, kesatuan
pengelolaan hutan produksi, kesatuan pengelolaan hutan lindung meliputi
kegiatan:
a) Inventarisasi lokasi rawan kebakaran
hutan;
b) Inventarisasi faktor penyebab
kebakaran;
c) Penyiapan regu pemadam
kebakaran;
d) Pembuatan prosedur tetap;
e) Pengadaan sarana dan prasarana;
dan
f) Pembuatan sekat bakar.
3. Gempa Bumi
Gempa bumi adalah goncangan yang mengguncang
suatu daerah mulai dari yang tingkat rendah sampai tingkat tinggi yang
membahayakan. Gempa dengan skala tinggi dapat membuat luluhlantak apa-apa yang
ada di permukaan bumi. Rumah, gedung, menara, jalan, jembatan, taman, landmark,
dan lain sebagainya bisa hancur rata dengan tanah jika terkena gempa bumi yang
besar.
Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan
energi yang dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang
bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada
keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran
lempengan. Pada saat itulah gempa bumi akǍan terjadi.
Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan
lempengan tersebut. Gempa bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan
lempengan kompresional dan translasional. Gempa
bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan
litosfer yang
terjepit kedalam mengalami transisi
fase pada kedalaman
lebih dari 600 km.
Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena
pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi
gejala akan terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa gempa bumi (jarang
namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air yang sangat besar di
balik dam, seperti Dam
Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang
juga) juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam
bumi (contoh. pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi dan di Rocky
Mountain Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak.
Hal ini dapat membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa bumi yang
disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas
terinduksi
Mengantisipasi Gempa Bumi
Antisipasi yang harus dilakukan bagi masyarakat luas adalah
apa dan bagaimana cara menghadapi kejadian gempa, pada saat dan sesudah gempa
terjadi. Beberapa saran dalam menghadapi kejadian gempa adalah sebagai berikut:
Sebelum
terjadi gempa
a)
Mengetahui secara teliti jalan-jalan
keluar masuk dalam keadaan darurat di mana pun kita berada. Ingat gempa
dapat terjadi sewaktu-waktu.
b)
Meletakkan barang-barang yang berat
di tempat yang stabil dan tidak tergantung.
c)
Matikan segera lampu, kompor minyak
atau gas serta listrik agar terhindar dari bahaya kebakaran.
Saat
terjadi gempa
Jika berada di dalam ruangan: diamlah sejenak, jangan panik
dan segeralah keluar dari bangunan. Secepatnya mencari perlindungan di bawah
meja atau di dekat pintu. Jauhi tempat-tempat yang mungkin mengakibatkan luka
seperti kaca, pipa gas atau benda-benda tergantung yang mungkin akan jatuh
menimpa.
Jika berada di luar rumah: tinggallah atau carilah tempat
yang bebas dari bangunan-bangunan, pohon atau dinding. Jangan memasuki bangunan
meskipun getaran gempa sudah berhenti karena tidak mustahil runtuhan bangunan
masih dapat terjadi.
Jika berada di tengah keramaian: janganlah turut
berdesak-desakan mencari jalan keluar, meskipun orang-orang yang panik
mempunyai keinginan yang sama. Carilah tempat yang tidak akan kejatuhan
runtuhan.
Jika berada dalam bangunan tinggi: secepatnya mencari
perlindungan di bawah meja dan jauhilah jendela atau dinding luar bangunan.
Tetaplah berada di lantai di mana kamu berada ketika gempa terjadi, dan jangan
gunakan elevator atau lift yang ada.
Jika sedang mengendarai kendaraan: hentikan kendaraan kamu
dan tetaplah berada di dalam mobil dan pinggirkanlah mobil kamu. Jangan
berhenti di atas jembatan, atau di bawah jalan layang. Jika gempa sudah
berhenti, janganlah langsung melintasi jalan layang atau jembatan yang
membentang, sebelum dipastikan kondisinya aman.
Setelah
terjadi gempa
a) Tetap menggunakan alas kaki untuk
menghindari pecahan-pecahan kaca atau bahan-bahan yang merusak kaki.
b) Periksalah apakah kamu mendapat luka
yang memerlukan perawatan segera.
c) Periksalah aliran/pipa gas yang ada
apakah terjadi kebocoran. Jika tercium bau gas usahakan segera menutup
sumbernya dan jangan sekali-kali menyalakan api dan merokok.
d) Periksalah kerusakan yang mungkin terjadi pada bangunan
kamu.
e) Dengarkan informasi melalui
televisi, radio, telepon yang biasanya disiarkan oleh pemerintah, bila hal ini
memungkinkan.
Bersiaplah menghadapi kemungkinan terjadinya gempa-gempa
susulan. Dan berdoa agar terhindar dari bencana yang lebih parah.
4. Tsunami
Tsunami adalah ombak yang sangat besar yang
menyapu daratan akibat adanya gempa bumi di laut, tumbukan benda besar/cepat di
laut, angin ribut, dan lain sebagainya. Sunami sangat berbahaya karena bisa
menyapu bersih pemukiman warga dan menyeret segala isinya ke laut lepas yang
dalam. Tsunami yang besar bisa membunuh banyak manusia dan makhluk hidup yang
terkena dampak tsunami.
Penyebab terjadinya
tsunami
Skema terjadinya tsunami
Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang
menyebabkan perpindahan sejumlah besar air, seperti letusan gunung api, gempa bumi,longsor maupun meteor yang jatuh ke
bumi.
Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi
bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung
meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung Krakatau.
Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun
secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang berada di
atasnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika
sampai di pantai menjadi gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.
Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada
kedalaman laut di mana gelombang terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai
ratusan kilometer per jam. Bila tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan
menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat merusak daerah pantai yang
dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang tsunami hanya beberapa cm hingga
beberapa meter, namun saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bias
mencapai puluhan meter karena terjadi penumpukan masa air. Saat
mencapai pantai tsunami akan merayap masuk daratan jauh dari garis pantai
dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter bahkan bisa beberapa kilometer.
Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan
bumi atau sesar. Gempa bumi juga banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke bawah
lempeng benua.
Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta
runtuhan gunung api juga dapat mengakibatkan gangguan air laut yang dapat
menghasilkan tsunami. Gempa yang menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi.
Akibatnya, dasar laut naik-turun secara tiba-tiba sehingga keseimbangan air
laut yang berada di atasnya terganggu. Demikian pula halnya dengan benda kosmis
atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup
besar, dapat terjadi megatsunami yang tingginya mencapai ratusan meter.
Gempa yang menyebabkan tsunami :
a)
Gempa bumi yang berpusat
di tengah laut dan dangkal (0 - 30 km)
b)
Gempa bumi dengan
kekuatan sekurang-kurangnya 6,5 Skala Richter
c)
Gempa bumi dengan pola
sesar naik atau sesar turun
Cara Mengantisipasi Tsunami :
Beberapa langkah dalam antisipasi dari bencana tsunami:
a) Jika kamu sedang berada di pinggir
laut atau dekat sungai, segera berlari sekuat-kuatnya ke tempat yang lebih
tinggi. Jika memungkinkan, berlarilah menuju bukit yang terdekat.
b) Jika situasi memungkinkan, pergilah
ke tempat evakuasi yang sudah ditentukan.
c) Jika situasi tidak memungkinkan
untuk melakukan tindakan No.2, carilah bangunan bertingkat yang bertulang baja
(ferroconcrete building), gunakan tangga darurat untuk sampai ke lantai yang
paling atas (sedikitnya sampai ke lantai 3).
d) Jika situasi memungkinkan, pakai jaket hujan dan pastikan
tangan kamu bebas dan tidak membawa apa-apa.
5. Gunung Meletus
Gunung meletus adalah gunung yang memuntahkan
materi-materi dari dalam bumi seperti debu, awan panas, asap, kerikil,
batu-batuan, lahar panas, lahar dingin, magma, dan lain sebagainya. Gunung
meletus biasanya bisa diprediksi waktunya sehinggi korban jiwa dan harta benda
bisa diminimalisir.
Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam
lapisan bumi dengan suhu yang
sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari
1.000 °C. Cairan magma yang keluar dari dalam bumi disebut lava. Suhu lava yang
dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 °C. Letusan gunung berapi yang membawa
batu dan abu dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan
lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km.
Tidak semua gunung berapi sering meletus. Gunung berapi yang sering
meletus disebut gunung berapi aktif.
Berbagai Tipe Gunung Berapi
a)
Gunung berapi kerucut
atau gunung berapi strato (strato vulcano)
b)
Gunung berapi perisai
(shield volcano)
c)
Gunung berapi maar
Ciri-ciri gunung berapi akan meletus
Gunung berapi yang akan meletus dapat diketahui
melalui beberapa tanda, antara lain :
a)
Suhu di sekitar gunung
naik.
b)
Mata air menjadi kering
c)
Sering mengeluarkan
suara gemuruh, kadang disertai getaran (gempa)
d)
Tumbuhan di sekitar
gunung layu
e)
Binatang di sekitar
gunung bermigrasi
Mengantisipasi Tsunami
Beberapa langkah dalam antisipasi dari bencana tsunami:
a) Jika kamu sedang berada di pinggir
laut atau dekat sungai, segera berlari sekuat-kuatnya ke tempat yang lebih
tinggi. Jika memungkinkan, berlarilah menuju bukit yang terdekat.
b) Jika situasi memungkinkan, pergilah
ke tempat evakuasi yang sudah ditentukan.
c) Jika situasi tidak memungkinkan
untuk melakukan tindakan No.2, carilah bangunan bertingkat yang bertulang baja
(ferroconcrete building), gunakan tangga darurat untuk sampai ke lantai yang
paling atas (sedikitnya sampai ke lantai 3).
d) Jika situasi memungkinkan, pakai jaket hujan dan pastikan
tangan kamu bebas dan tidak membawa apa-apa.
6. Tanah Longsor
Tanah longsor adalah tanah yang turun atau jatuh dari tempat
yang tinggi ke tempat yang lebih rendah. Masalahnya jika ada orang atau
pemukiman di atas tanah yang longsor
atau
di bawah tanah yang jatuh maka sangat berbahaya. Tidak hanya tanah saja yang
longsor karena batu, pohon, pasir, dan lain sebagainya bisa ikut longsor
menghancurkan apa saja yang ada di bawahnya.
Longsor atau sering
disebut gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi karena pergerakan asa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis
seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. Secara umum kejadian
longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong dan faktor pemicu.
Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi material sendiri,
sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya material
tersebut. Meskipun penyebab utama kejadian ini adalah gravitasi yang mempengaruhi suatu lereng yang curam, namun ada pula
faktor-faktor lainnya yang turut berpengaruh :
Erosi yang disebabkan sungai
- sungai atau
gelombang laut yang menciptakan lereng-lereng yang terlalu curam
lereng dari bebatuan dan tanah diperlemah melalui saturasi yang diakibatkan hujan lebat gempa bumi menyebabkan tekanan yang mengakibatkan
longsornya lereng-lereng yang lemah gunung berapi menciptakan simpanan debu yang lengang,
hujan lebat dan aliran debu-debu getaran dari mesin, lalu lintas, penggunaan bahan-bahan peledak, dan
bahkan petir berat yang terlalu berlebihan, misalnya dari berkumpulnya hujan
atau salju;
0 komentar:
Posting Komentar