Apakah saya salah? Siapa yang salah? Sampai kapan saya berhenti mengajukan pertanyaan itu? Pertanyaan serupa akan selalu terngiang-ngiang menyerang pikiran dan jiwa. Mengingatnya membuat muak diri akan takdir yang telah ada. "saya ingin seperti orang lain." Kalimat itu seakan ingin merubah takdir yang masih kuragukan. Lari darinya namun tetap saja ia lebih cepat sampai, itulah takdir. Tuhan kau lihatku menangis meminta hidupku bebas dari gelombang. salahkah? TIDAK. Tuhan mendengarku dan entah kapan mengulurkan jariNya. nyata bukan khayalan indah semata. Jika tidak indah disini aku ingin indahnya dunia kekalMu. Hidupku di dunia sudah membuatku melupakan indahnya disana.
Mengeluh dan terus mengeluh itukah kebiasaan manusia? Aku termaksud dan berdosa dalamnya. Hidup dimasa ini menuju dunia sesungguhnya itulah jalan semua manusia yang pasti. Takdir? Akankah ku menyalahkanmu lagi dan lagi? Inti dari semua, Tuhan telah menulis sendiri garis kita, jauh sebelum kita menampakkan diri pertama kali di bumi. Ya kita semua. Tiada luput bagiNya. PemikiranNya jauh lebih, lebih jauh dari manusia, ciptaan kecilnya. Bersyukurlah wahai manusia akan segalanya! mencobanya, saya, kita, semua mampu mencoba. Semangattttt!!!!!!
-Aul^^